berikut ini satu contoh teka-teki yang sangat terkenal*.
Sering dipakai oleh banyak orang untuk berteka-teki. Walaupun
“angka-angka” dan konteks yang dipakai dalam teka-teki berikut ini
seringkali berbeda, tetapi prinsip teka-tekinya tetaplah sama**.
Tiga sekawan masuk ke hotel untuk menginap. Kata petugas, harga sewa kamarnya Rp. . Masing-masing mengumpulkan uang Rp. untuk membayarnya. Setelah ketiga orang tadi pergi menuju kamar, sang petugas sadar bahwa harga sewa kamarnya seharusnya cuma Rp. .
Kemudian sang petugas meminta Bel-boy untuk menyerahkan uang Rp. kepada ketiga orang tadi. Karena uang Rp. berbentuk pecahan Rp , si Bel-boy hanya menyerahkan uang kepada ketiga orang tadi sebesar Rp. , sedangkan yang Rp. disimpan untuknya. Uang yang Rp. tersebut dibagi-bagi ke tiga orang tadi, masing-masing Rp..
Sehingga, bila dihitung-hitung, masing-masing orang hanya membayar Rp. . Jadi, bertiga sebenarnya membayar Rp. Rp . Bila ditambahkan ke uang Rp. yang dipegang si Bel-boy, maka jumlahnya Rp. . Lantas yang Rp. lagi ke mana?
Bagaimana, apakah Anda dapat memecahkan teka-teki tersebut?
Bila belum, Anda boleh membaca pemecahannya seperti uraian berikut.
Bila Anda dapat memecahkannya, saya ucapkan selamat atas
keberhasilannya. Namun Anda pun boleh membandingkannya dengan cara
pemecahan berikut ini.
Sebenarnya uang yang Rp. tidak pergi ke mana-mana. Tidak hilang, tidak lenyap. Jumlah uang yang beredar di teka-teki tersebut tetap saja Rp . Tapi apa buktinya? Mari kita hitung perlahan-lahan.Uang yang diterima petugas mula-mula Rp. kemudian diserahkan ke Bel-boy Rp. sehingga uang yang kini dipegang petugas Rp. .Oleh Bel-boy, uang sebesar Rp. cuma diserahkan sebesar Rp. ke ketiga orang tadi. Sehingga si Bel-boy sekarang memegang Rp. .Karena ketiga orang tersebut menerima kembali uang mereka sebesar Rp. dan masing-masing orang kebagian Rp. , maka ini artinya mereka masing-masing mengeluarkan uang Rp. . Karena ada tiga orang, ini artinya mereka bersama mengeluarkan Rp. Rp. . Nah, jumlah uang ini sama dengan uang yang dipegang petugas (Rp. ) ditambah uang yang sekarang dipegang Bel-boy (Rp. ), yaitu Rp. Rp. Rp. .Nah, bila uang Rp. itu kita tambah dengan uang yang diserahkan ke ketiga orang tadi, yaitu Rp. maka jumlah uang yang beredar pada teka-teki tersebut adalah tetap, yaitu Rp. .
Walaupun teka-teki tersebut biasanya hanya untuk selingan ketika kita ngobrol
dengan teman-teman, di warung kopi misalnya, tapi teka-teki semacam
ini bisa bermanfaat bila diterapkan di dunia pendidikan kita.
Setidaknya, bisa digunakan untuk memancing siswa agar tertarik pada
pelajaran matematika atau bahasa.
Lantas, apa
saja guna teka-teki tersebut bagi dunia pendidikan kita, bagi
siswa-siswi kita di sekolah? Bila memang berguna bagaimana
menyajikannya?
Menurut saya, teka-teki semacam
ini, selain dapat digunakan sebagai selingan pada pelajaran
matematika, juga dapat digunakan pada pelajaran bahasa. Kenapa? Karena
dalam teka-teki ini kecermatan penggunaan kata dan kalimat sangat
berperan dalam memahami dan menyelesaikan masalah pada teka-teki ini.
Dengan
perkataan lain, teka-teki ini selain mengajari kelihaian bermatematika
juga mengajari keterampilan “bersilat kata” dalam pelajaran bahasa.
Jadi, untuk kasus teka-teki ini, terlihat jelas kaitan antara pelajaran
matematika dan bahasa, yang sama-sama merupakan “sarana” untuk
berfikir, bersilat “angka” dan bersilat “kata” dalam waktu yang nyaris
bersamaan***.
Oh, iya. Bisa jadi teka-teki
semacam ini dapat digunakan untuk menarik minat masyarakat pembaca yang
katanya pusing bila berhadapan dengan “angka-angka biasa” dalam
matematika, tapi tidak pusing bahkan senang bila berhadapan dengan
“angka-angka” yang terkait dengan uang. Mungkin teka-teki semacam
inilah yang bisa dijadikan contoh bagi macam pembaca tersebut. Semoga!
Oh, iya lagi. Untuk kali ini saya sengaja tidak menyajikan ide dan cara bagaimana teka-teki ini disajikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar